Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI Lengkap Cara Baca, Arti dan Penjelasannya (No. 31-40)


Sahabat Ayo Belajar yang pernah atau sedang belajar di pesantren khususnya pesantren yang berafiliasi ke sistem KMI Gontor tentu sudah tidak asing belajar Mahfudzot. Hal ini karena materi yang diajarkan sudah diperkenalkan sejak kelas 1 TMI/KMI dan akan berlanjut sampai kelas 5 TMI/KMI.

Berikut ini kami hadirkan materi Mahfudzot kelas 1 TMI/KMI yang dilengkapi dengan cara baca, artinya dan syarah/penjelasannya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk para santri yang sedang belajar dan juga untuk para guru pengajar Mahfudzot sebagai tambahan referensi bahan ajarnya.

Berikut materi Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI beserta cara baca, arti dan penjelasannya

Mahfudzot No. 31 – 40

31. أَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ

Ashlih nafsaka yashluh lakan naasu

“Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu”.

Penjelasan:

Kita sering mendengar orang berkata: “Orang baik akan bertemu dengan orang baik”. Memang demikianlah adanya, biasanya memang orang yang baik akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang baik pula. Maka jika kita ingin orang-orang yang berada di sekitar kita berlaku baik, yang perlu kita perhatikan terlebih dahulu adalah memperbaiki diri sendiri.

32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ

Fakkir qabla an ta’zima

“Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan (merencanakan)”.

Penjelasan:

Manusia diberikan akan oleh Allah supaya dapat berpikir dan mempertimbangkan segala hal yang akan ia lakukan, karena itu pula segala amal perbuatannya akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat nanti. Maka sudah selayaknya bagi kita untuk berpikir matang-matang sebelum melakukan sesuatu.

33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اسْتَعَدَّ

Man ‘arafa bu’das safari ista’adda

“Barangsiapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia”.

Penjelasan:

Maksudnya adalah bahwasanya perjalanan hidup kita ini sebenarnya panjang dan berliku-liku, maka hendaklah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi segala hal yang mungkin akan terjadi ke depannya. Prinsip ini berlaku pula bagi orang yang akan memulai sebuah pekerjaan yang berat, maka hendaklah ia mempersiapkan dirinya matang-matang agar pekerjaannya itu tidak kandas di tengah jalan.

34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا

Man hafara hufratan waqa’a fiihaa

“Barang siapa menggali lobang (untuk menjebak orang lain), akan terperosoklah ia ke dalamnya”.

Penjelasan:

Hal ini senada dengan firman Allah SWT di dalam surah As-Syura ayat 40 :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا

“Dan balasan dari sebuah keburukan adalah keburukan semisalnya.”

Karena itulah kita sering melihat orang yang melakukan sesuatu untuk mencelakakan orang lain, tapi ternyata malah mencelakakan dirinya sendiri.

35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ

‘Aduwwun ‘aaqilun khairun min shadiiqin jaahilin

“Musuh yang pandai, lebih baik daripada teman yang bodoh”.

Penjelasan:

Karena teman yang bodoh terkadang malah menjerumuskan kita kepada langkah yang salah yang akhirnya membuat kita merugi. Adapun musuh yang pandai, malah memberikan kita semangat untuk meningkatkan kemampuan diri kita agar mampu bersaing ataupun mengalahkannya.


36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ

Man katsura ihsaanuhu katsura ikhwaanuhu

“Barangsiapa banyak perbuatan baiknya, banyak pula lah temannya”.

Penjelasan:

Tidak perlu diragukan lagi bahwa orang yang sering berbuat baik kepada orang lain akan disukai olah banyak orang. Demikian pula sebaliknya, orang yang sering berbuat keburukan, pasti akan dijauhi oleh orang lain.


37. اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلًا فَنَدَامَةُ العُقْبىَ لِمَنْ يَتَكاَسَلُ

Ijhad wa laa taksal wa laa taku ghaafilan, fa nadaamatul ‘uqbaa liman yatakaasalu

“Bersungguh-sungguhlah dan janganlah bermalas-malasan dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas”.

Penjelasan:

Kemalasan adalah salah satu penyakit berbahaya yang perlu dihindari, karena itulah Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk berdoa:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ.

Ya Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, kekikiran, lilitan hutang dan tekanan orang lain.”

 

38. لاَ تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلىَ الغَدِ مَا تَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ

Laa tu-akkhir ‘amalaka ilal ghadi maa taqdiru an ta’malahul yauma

“Janganlah mengakhirkan hingga esok hari pekerjaanmu yang kamu dapat mengejakannya pada hari ini”.

Penjelasan:

Ini adalah sebuah prinsip hidup yang patut untuk kita pegang, karena manusia itu cenderung lupa dan waktu itu terus berjalan tanpa pernah berhenti. Jika pekerjaan hari ini ditunda hingga esok hari, bisa jadi pekerjaan itu akan terlupakan atau bisa jadi esok hari akan muncul pekerjaan lain yang akan membuat pekerjaan kita semakin bertumpuk.

39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ

Utrukis syarra yatrukka

“Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan meninggalkanmu”.

Penjelasan:

Tidak semua dosa dan kesalahan yang diperbuat oleh manusia itu disebabkan oleh godaan Setan. Terkadang penyebab utama dari sebuah dosa adalah nafsu yang ada di dalam diri manusia itu sendiri. Karena itulah dikatakan, tinggalkan kejahatan. Maksudnya tinggalkanlah godaan hawa nafsu itu, niscaya kita akan terhindar dari perbuatan dosa itu.


40. خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Khairunnaasi ahsanuhum khuluqan wa anfa’uhum lin naasi

“Sebaik-baik manusia itu adalah yang paling baik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia”.

Penjelasan:

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang artinya ia harus dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya dengan baik. Karena itu ia harus berperan penting di dalam masyarakat dengan memberikan manfaat ataupun dengan berakhlak baik sehingga terciptalah suasana yang rukun dan harmoni.

Download Materi Mahfuzhat 31-40

Sumber materi asli:

Putra Kapuas

Post a Comment for "Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI Lengkap Cara Baca, Arti dan Penjelasannya (No. 31-40)"