Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI Lengkap Cara Baca, Arti dan Penjelasannya (No. 71-86)


Sahabat Ayo Belajar yang pernah atau sedang belajar di pesantren khususnya pesantren yang berafiliasi ke sistem KMI Gontor tentu sudah tidak asing belajar Mahfudzot. Hal ini karena materi yang diajarkan sudah diperkenalkan sejak kelas 1 TMI/KMI dan akan berlanjut sampai kelas 5 TMI/KMI.

Berikut ini kami hadirkan materi Mahfudzot kelas 1 TMI/KMI yang dilengkapi dengan cara baca, artinya dan syarah/penjelasannya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk para santri yang sedang belajar dan juga untuk para guru pengajar Mahfudzot sebagai tambahan referensi bahan ajarnya.

Berikut materi Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI beserta cara baca, arti dan penjelasannya

Mahfudzot No. 71 – 86

71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ

Tanzhiimul ‘amali yuwaffiru nishfal waqti

“Pengaturan (manajemen) pekerjaan itu memperbanyak separohnya waktu”.

Penjelasan:

Setiap akan melakukan perkerjaan hendaknya dibuat rencana yang baik agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dan diselesaikan sesuai dengan waktunya. Dengan perencanaan yang bagus akan menghemat waktu, tenaga dan mingkin biaya. Hasilnya pun akan lebih maksimal.

72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ

Rubba akhin lam talidhu waalidatun

“Ada banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu.”

Penjelasan:

Dalam kehidupan kita, sering kali kita memiliki kawan yang kadang jauh lebih dekat daripada saudara kandung kita. Saudara tak sedarah ini kadang menjadi teman curhat, kadang menjadi mentor, dan selalu menjadi penyelesai masalah, yang selalu hadir dalam suka dan duka.

Saudara seperti ini selalu berada di tengah kita, menjadi pelindung, penasehat, dan kadang menjadi jam "waker" saat kita terlelap. Bahkan, mereka selalu berdoa untuk kita meski secara diam-diam.

73. دَاوُوْا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ

Daawul ghadhaba bis shumti

“Obatilah kemarahan itu dengan diam.”

Penjelasan:

Seringkali seseorang ketika marah akan berbuat sesuatu di luar kendali emosinya. Dalam keadaan marah, seseorang sedang dikendalikan oleh syetan. Saat itulah seseorang dalam keadaan lemah karena tidak dalam penguasaan dirinya. Salah satu cara atau obat untuk meredam aramah tersebut adalah dengan cara diam. Dengan diam sembari menenangkan diri, seseorang telah berusaha menguasai dirinya sehingga terhindar dari nafsu amarah yang tidak terkendali.

74. الكَلَامُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ

Al-Kalaamu yanfudzu maa laa tanfudzuhul ibaru

“Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum.”

Penjelasan:

Perkataan itu bisa saja lebih tajam dari pada jarum. Ia mampu menembus relung hati seseorang baik merupakan perkataan yang maupun yang buruk. Perkataan yang baik akan nyaman dan membahagiakan seseorang. Tapi sebaliknya yang buruk akan melukai hati seseorang.

75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا

Laisa kullu maa yalma’u dzahaban

“Tidak semua yang mengkilat itu emas.”

Penjelasan:

Apa yang kita lihat dan nampak di depan mata belum tentu bernilai sesuatu yang baik/berharga. Perlu memperhatikan dengan seksama agar tidak terkena tipu daya fatamorgana.

76. سِيْرَةُ المَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ

Siiratul mar-i tunbi-u ‘an sariiratihi

“Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya.”

Penjelasan:

Ibarat air yang masih di dalam teko tidak terlihat sebelum ia dituangkan ke gelas. Apakah air itu putih bersih atau kotor. Kepribadian seseorang itu tidak akan tampak di dalam hatinya seperti apa dan akan terlihat ketika ia menampakkan dirinya dalam hal perkataannya, tingkah laku perbuatannya mungkin juga dalam cara berpakaiannya.

77. قِيْمِةُ المَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ

Qiimatul mar-i bi qadri maa yuhsinuhu

Nilai seseorang itu sebesar kebaikan yang telah diperbuatnya.

Penjelasan:

Orang yang berbuat kebaikan akan selalu dikenang sebagai orang baik. Semakin banyak kebaikan seseorang itulah yang akan terkenang terus sebagai orang yang baik dan maslahat untuk orang banyak.

78. صَدِيْقُكَ مَنْ أَبْكَاكَ لَا مَنْ أَضْحَكَكَ

Shadiiquka man abkaaka laa man adhhakaka

“Temanmu ialah orang yang membuatmu menangis, bukan yang membuatmu tertawa.”

Penjelasan:

Temanmu itu ialah orang yang membuatmu menangis mengingat Allah bukan orang yang membuatmu tertawa hingga melupakannya. Inilah teman yang baik karena selalu membantu dan mengingatkan kita akan Allah SWT. Jadi pandai dan cermatlah bergaul dengan teman-teman kita agar kebaikan yang selalu mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta bukan malah menjauhkan-Nya.

79. عَثْرَةُ القَدَمِ أَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ

‘Atsratul qadami aslamu min ‘atsratil lisaani

“Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah.”

Penjelasan:

Saat seseorang tergelincir kakinya akibatnya adalah untuk dirinya sendiri yaitu kaki menjadi sakit mungkin lecet-lecet, berdarah dan lain sebagainya. Namun tergelincirnya lidah (kita bicara yang tidak tepat) bisa disengaja atau tidak disengaja, akibat yang ditimbulkan adalah kerugian bukan hanya untuk dirinya akan tetapi orang lain juga bisa merasakannya. Orang lain bisa tesinggung, tersakiti dengan perkataan kita akibat lidah (bicara) kita tidak diajaga dengan baik.

80. خَيْرُ الكَلَامِ مَا قَلَّ وَدَلَّ

Khairul kalaami maa qalla wa dalla

“Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi makna yang jelas.”

Penjelasan:

Perkataan yang baik itu adalah perkataan yang penuh makna dan tidak menimbulkan banyak penafsiran. Sedikit dan bernash, to the point saat berbicara agar mudah difahami lawan bicaranya.

81. كُلُّ شَيْئٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلاَّ الأَدَبَ

Kullu syai-in idza katsura rakhusha illal adaba

“Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti.”

Penjelasan:

Nilai sesuatu jika jumlahnya banyak menjadi murah harganya bahkan mingkin tidak bernilai. Karena semua bisa memperolehnya dengan mudah tanpa bersusah payah. Yang tidak murah dan bernilai tinggi adalah adab (budi pekerti). Seseorang yang memiliki budi pekerti (adab) yang tinggi akan dihormati dan disegani.

82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ

Awwalul ghadhabi junuunun wa aakhiruhu nadamun

“Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan.”

Penjelasan:

Saat seseorang dalam keadaan marah apapun bisa dilakukan tanpa berpikir panjang akan akibatnya. Orang yang marah bisa melakukan kekerasan fisik maupun verbal yang mengakibatkan kerugian orang lain. Dalam keadaan itulah seseorang tidak menyadarinya. Saat sadar yang ada hanyalah penyesalan akan perbuatannya.

83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ تَكْفِيْهِ الإِشَارَةُ

Al-‘Abdu yudhrabu bil ‘ashaa wal hurru takfiihil isyaaratu

Hamba sahaya itu harus dipukul dulu dengan tongkat (supaya mengerti)tapi orang yang merdeka (bukan budak) itu cukuplah baginya isyarat.”

Penjelasan:

Mahfuzhat ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita untuk berdisiplin dengan penuh kesadaran diri. Orang yang disiplin dengan kesadarannya sendiri akan berbeda dengan orang yang selalu dipaksa (melalui fisiknya). Seorang hamba sahaya (budak) akan melakukan perintah majikannya dengan pukulan, harus dengan fisiknya. Jika kita tidak ingin disamakan dengan budak, sebegai orang yang merdeka cukuplah dengan isyarat kita melaksanakan perintah dengan penuh kesadaran diri.

84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ

Unzhur maa qaala wa laa tanzhur man qaala

“Lihatlah apa yang dikatakan dan janganlah lihat siapa yang mengatakan.”

Penjelasan:

Memperoleh suatu ilmu pengetahuan bisa dari siapa saja. Saat kita mendengar perkataan yang benar dan baik dari seorang pendosa/pemabuk pun kita bisa mengambil pelajarannya. Karena kebenaran akan muncul dari siapapun dan dimanapun tanpa harus memandang siapa yang menyampaikannya.

85. الحَسُوْدُ لاَ يَسُوْدُ

Al-hasuudu laa yasuudu

“Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi mulia.”

Penjelasan:

Orang yang selalu iri dan dengki terhadap orang lain tidak akan pernah merasakan ketentraman. Temannya memperoleh sesuatu ia akan selalu benci. Tetangganya memperoleh rezeki yang lebih banyak darinya dan bahkan ingin berbagi kebahagiaan dengan cara memberikan hadiah kepadanya, ia pun akan menolak dan tambah dengki terhadapnya. Kedaan orang seperti ini tidak akan pernah menjadi mulia di depan manusia bahkan di hadapan Allah SWT.

86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا

Al-A’maalu bi khawaatimihaa

“Tiap-tiap pekerjaan itu dengan penyelesaiannya. (Hendaknya diselesaikan sampai tuntas)”

Penjelasan:

Mengerjakan sesuatu itu harus sampai selesai (tuntas). Sehingga pekerjaan yang lainnya akan selesai sesuai dengan target dan waktunya. Bagaimana jadinya jika satu pekerjaan tertunda (tidak selesai) sedangkan ada banyak pekerjaan lain yang harus juga diselesaikan? Tentu akan meghambat pekerjaan yang lainnya.

Download Materi Mahfuzhat 71-86

Sumber materi asli:

Putra Kapuas

Post a Comment for "Mahfudzot Kelas 1 TMI/KMI Lengkap Cara Baca, Arti dan Penjelasannya (No. 71-86)"